Kamis, 26 Januari 2012

Kromatografi kertas


kromatografi kertas termasuk kromatografi partisi. fasa diamnya air dan fasa penyokongnya adalah selulosa. fasa geraknya biasanya merupakan campuran dari salah satu pelarut-pelarut organik atau air.
setelah elusi selesai, noda ditandai dengan penanda. bila noda tidak berwarna maka harus dideteksi secara fisika dan kimia.
1. secara fisika dengan menggunakan uap iodium, lampu UV
2. secara kimia dengan menggunakan pereaksi cerium sulfat, dragendrof, liberman burchard.


kecepatan elusi pada kromatografi kertas dipengaruhi oleh:
1. ketebalan kertas
2. kekentalan eluen
3. pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat menguap.

pada kromatografi kertas, eluen bergerak berdasarkan gaya kapiler dari bawah keatas (ascending) sama dengan KLT. tetapi bisa juga dengan gaya gravitasi bila elusinya dari atas ke bawah (descending). eluen yang digunakan pada kromatografi kertas umumnya adalah campuran berbagai pelarut terutama air.

kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann yang beredar bermacam-macam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100 cm dan 50 x 50 cm.

kromatografi kertas
  • serat fasa penyokongnya lebih pendek
  • bercaknya lebih kecil dari pada KLT (kromatografi lapis tipis)
  • waktunya lebih lama dari pada adsorben lain, tapi lebih singkat dari pada KLT
  • tidak bisa menggunakan pereaksi H2SO4 karena selulosa akan terdekomposisi

Kromatografi

kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.

A. pembagian kromatografi
1. kromatografi gas
a. Gas-cair
b. Gas-padat

2. kromatografi Cair
a. kromatografi kertas
b. kromatografi kolom
  • kromatografi cair-cair
  • kromatografi cair-padat
  • kromatografi gel
  • kromatografi pertukaran ion
c. kromatografi Lapis tipis

B. Teori Kromatografi
pemisahan pada kromatografi terjadi karena molekul sampel tertahan oleh fase diam atau dibawa oleh fasa gerak, tergantung dari afinitas senyawa tersebut terhadap kedua fasa ini. distribusi dari molekul-molekul sampel diantara dua fasa ditentukan oleh tetapan kesetimbangan yang dikenal dengan koefisien distribusi (K) atau koefisien partisi.

K= Cs/Cm

K = koefisien distribusi
Cs = konsentrasi sampel didalam fasa diam (stationery phase)
Cm = konsentrasi sampel didalam fasa gerak (mobile phase)

bila harga K besar berarti populasi molekul dalam fasa diam lebih besar dari pada fasa gerak gerak dan berarti rata-rata lebih lama tertahan dalam fasa diam.

prinsip dari kromatografi adalah "LIKE DISSOLVED LIKE" dimana pasa polar akan mengikat kuat senyawa polar dan fasa nonpolar akan mengikat kuat senyawa nonpolar.

pemakaian kromatografi dikembangkan untuk analisa kualitatif, kuantitatif dan preparatif.
  1. kualitatif untuk mengetahui identitas suatu analit
  2. kuantitatif untuk menentukan kadar analit
  3. preparatif untuk mendapatkan komponen murni.